SELAMAT DATANG DI UBAIDSEFT.blogger.com

Archives

Agronomy (ATP)

 BUDIDAYA TANAMAN KAKAO

 
I.  SYARAT PERTUMBUHAN
 1.1.      Iklim 
a)   Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Hal tersebut berkaitan dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.
b)   Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun.
c)   Suhu udara ideal  bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32 derajat C (maksimum) dan 18-21 derajat C (minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26 derajat C merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat.
d)   Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek. 
1.2.      Media Tanam a)   Pertumbuhan bibit tanaman  kakao terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh mineral  liat  smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.b)   Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; c)   Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m.d)   Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami cokelat. 1.2.      Media Tanam Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl.  

II.  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

 2.1.      Pembibitan Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
 2.1.1.    Persyaratan Benih Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:
a)   Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
b)   Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
c)   Berumur 4–6 bulan. 
2.1.2.    Penyiapan Benih 
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.  
2.1.3.    Teknik Penyemaian Benih 
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.  Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm.  Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag. 
2.1.4.    Pemeliharaan pembibitan 
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini  diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag.  Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media.  Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media.  Bibit  dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.  
2.1.5.    Pemindahan Bibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap.  Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman. 
2.2.      Pengolahan Media Tanam 
2.2.1. Persiapan
 Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.  
2.2.2.    Pembukaan Lahan 
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.  
2.2.3.    Pengapuran 

Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
 2.2.4.    Pemupukan 
Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk  kandang/kompos. 
2.3.      Teknik Penanaman 
2.3.1.    Penentuan Pola Tanaman 
Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:a)   Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.b)   Pohon pelindung tetapPohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m.  Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
 2.3.2.    Pembuatan Lubang Tanam 
Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a)   40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb)   60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc)   30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam. 
2.3.3.    Cara Penanaman 
a)   Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.
b)   Lubangi  lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.
c)   Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
 d)   Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
e)   Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu 
2.4.      Pemeliharaan Tanaman 
2.4.1.    Penjarangan dan Penyulaman 
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun. 
2.4.2.    Penyiangan 
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan. 
2.4.3.    Pemangkasan 
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.  
a)   Pemangkasan bentuk1.   Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan)2.   Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan)
b)   Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
c)   Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.  
2.4.4.    Pemupukan 
Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a)   Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.
b)   Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
c)   Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon
d)   Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
e)   Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi (gram/tanaman):a)   Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b)   Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c)   > 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.
 2.4.5.    Penyiraman 
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung. 
2.4.6.    Penyemprotan Pestisida 
Penyemprotan pestisida  dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida  disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha  pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron  (Karbation 50 EC). 
2.4.7.    Penyerbukan Buatan 
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan  penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga  bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
 2.4.8.    Rehabilitasi Tanaman Dewasa 
Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.  
2.5.      Hama dan Penyakit 
2.5.1.    Hama 
a)   Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria bassiana. 
b)   Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Pengendalian: membuang bagian yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP. 
c)   Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala: daging buah busuk. Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah. 
d)   Kutu putih (Planococcus citri.)Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah. Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian: gunakan insektisida  berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril. 
e)   Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)Bagian yang diserang adalah daun dan tunas. Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk. Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum  . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide. 

f)    Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%). 
2.5.2.    Penyakit 
a)   Busuk buah hitamPenyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara  pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. 
b)   Kanker batangPenyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras. Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara  pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit dan mengolesinya dengan ter/fungisida. 
c)   Busuk buah diplodiaPenyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah. Gejala: bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%. 
d)   Vascular Steak Dieback (VSD)Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting/cabang. Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback). Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan. 
e)   Bercak daun, mati ranting dan busuk buahPenyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting, buah. Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering). Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5%  dengan interval 10 hari. 
f)    Busuk buah moniliaPenyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda. Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras. Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4 minggu. 
g)   Penyakit akarPenyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp. 
2.6.      Panen 
2.6.1.    Ciri dan Umur Panen 
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna  kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a)   Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b)   Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.  
2.6.2.    Cara Panen  
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak  1.500 buah per hari.  Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.  
2.6.3.    Periode Panen 
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.  
2.6.4.    Prakiraan Produksi 
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.  
2.7.      Pascapanen 
2.7.1.    Pengumpulan 
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras. 
2.7.2.    Penyortiran/pengelompokkan
 Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a)   Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib)   Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic)   Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji. 
2.7.3.    Penyimpanan 
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a)   Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b)   Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c)   Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
 2.7.4.    Pengemasan dan Pengangkutan
 Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
 2.7.5.    Penanganan Lain 
Setelah diperam, biji dicuci agar mengkilap (biji kakao jenis Bulk tidak dicuci) setelah itu dikeringkan sampai kadar airnya 6-7%. Pengeringan bisa dengan sinar matahari atau alat pengering.